Mengapa Desain Web Penting?
Pernah mendengar istilah jatuh cinta berawal dari mata turun ke hati?
Ternyata, hal itu juga berlaku bagi website, loh. Faktanya, 94% kesan pertama visitor terbentuk dari design web.
Itu artinya, desain web menjadi penentu apakah pengunjung mau lanjut mengakses situs atau justru kabur.
Kenapa begitu?
Berikut beberapa alasan pentingnya web design bagi pengunjung ataupun pemilik situs.
- Menyajikan visual yang oke dan menjawab kebutuhan. Design web menarik dan fungsional, sehingga menjawab kebutuhan pengunjung. Misal, menggunakan icon keranjang untuk berbelanja, icon social media untuk link sharing, dsb;
- Memanjakan User Experience. Memberikan user journey yang ringan, to the point, dan mudah diakses. Navigasi menu sederhana, misalnya;
- Meningkatkan konversi. Desain web mempermudah alur konversi dan menggiring pengunjung melakukan action yang diharapkan. Contohnya, pembelian, berlangganan newsletter, dll;
- Meroketkan kecepatan website. Design cukup berdampak terhadap page speed. Karena itu, tiap dekorasi harus dirancang setepat dan seefisien mungkin sehingga tidak menghambat page speed.
Setelah mengetahui mengapa design web itu penting, sekarang Anda perlu memahami kesalahan dalam mendesain website yang dapat menghancurkan situs. Mari melompat ke bagian selanjutnya.
3 Kesalahan Desain Web yang Menghancurkan Website
1. Tidak Punya Target Pasar dan Niche
Ibarat rumah tanpa pondasi, mendesain web tanpa tahu target pasar dan niche memungkinkan seluruh design gagal dari awal. Sebab, seluruh komponen dibuat tanpa tujuan dan pertimbangan yang jelas.
Target pasar adalah sekelompok orang yang menjadi target penjualan produk. Sedangkan niche yaitu segmentasi pasar yang lebih mengerucut.
Biasanya, web tanpa target pasar dan niche membuat desain seperti tidak punya arah. Produk yang dijual juga kesannya campur aduk. Sehingga, makin susah mengundang pelanggan potensial.
Misal, Anda membangun website layanan desain interior. Gara-gara tidak punya target pasar dan niche, Anda mendekorasi situs dengan tema random alias tidak ada hubungannya dengan bisnis. Efeknya, branding website pun gagal.
2. Salah Pilih Tipografi
Tipografi adalah seni memilih dan menata font pada suatu ruang sehingga menciptakan kesan tertentu dan target pasar menentukan karakter tipografi.
Font menyesuaikan brand dan target audiens yang dituju. Banyak web designer yang belum paham penempatan target audiens/karakter.
-Oko, UI Designer Niagahoster
Sekarang, bayangkan Anda punya situs berita. Ingin terlihat indah, Anda pun menyajikan artikel dengan font latin atau kaligrafi, seperti Pacifico atau Flower Child.

Besoknya, orang-orang mengakses website berita Anda. Namun, mereka justru kesulitan membaca artikel. Sayang sekali bukan?
Nah untuk membantu Anda memilih tipografi yang efektif, perhatikan beberapa kunci sukses tipografi ini.
- Demografi target audiens. Kenali target audiens Anda (usia, minat, profesi, dll) sehingga memudahkan Anda memahami karakter font yang tepat. Childish, modern, edgy, atau bentuk lainnya;
- Keterbacaan. Teks mudah dibaca, tidak hanya sebagai estetika;
- Panjang teks dan ukuran font. Ketahui konten apa yang muncul pada web Anda. Apakah itu artikel berita, informasi produk, atau teks lainnya? Tentunya, tiap komponen butuh ruang dan ukuran font yang sesuai;
- Hierarki tipografi. merupakan cara menonjolkan teks sesuai urutan kepentingannya, seperti heading. Sehingga, poin penting teks lebih mudah ditangkap mata;
- Alignment. Mengatur posisi dan margin sehingga text berada di garis yang tepat;
- Whitespace. Ruang kosong atau jarak di sekitar teks. Membuat teks terlihat lebih lega dan memudahkan user membaca secara scanning;
- Warna dan kontras teks. Warna dan kontras mampu membangun kesan tertentu sekaligus memberi highlight pada poin-poin penting dalam teks;
- Konsistensi font. Gunakan font yang seragam dan konsisten dalam web. Jika jenis font terlalu beragam, user akan bingung dan melihat web Anda sebagai situs yang kacau.
Dengan memilih tipografi yang tepat, pengunjung lebih mudah menangkap info inti pada website. Konten Anda pun bisa bekerja secara maksimal.
3. Asal Memakai Warna
Salah memilih warna adalah akibat lagi yang terjadi gara-gara tidak punya target pasar. Anda jadi memoles website dengan warna yang tanpa arti.
Misal, Anda membuat website agen travel. Karena tidak paham kebutuhan target pasar, Anda pun memoles situs dengan warna-warna favorit Anda. Biru, ungu, hitam… Alhasil, tiap warna malah saling bertabrakan.
Karena itu, mendesain web harus paham target pasar dan memadukannya dengan Psikologi Warna. Bangun nuansa situs dengan pilihan warna berikut:
Warna | Kesan | Cocok Bagi Industri… |
Biru | Membangun kepercayaan dan ketulusan | Perusahaan tech hingga financial |
Kuning | Membangkitkan semangat dan optimisme. Cocok untuk Call-to Action Button atau mengarahkan user ke konversi | Industri pendidikan, organisasi, dll |
Hijau | Menciptakan kesan tenang | Industri kesehatan dan makanan |
Oranye | Mencerminkan persahabatan dan kreativitas. Daripada sebagai warna dominan, lebih cocok untuk pelengkap | Restoran, perusahaan kartu kredit, dll |
Pink | Romansa, feminim, manis | Perusahaan fesyen atau industri yang menargetkan wanita dan anak-anak |
Merah | Membangkitkan energi dan hal-hal darurat | Sering dipakai untuk situs restoran |
Ungu | Memberi kesan mewah dan kebijaksanaan | Agen konsultan, bisnis parfum, dll |
Putih | Minimalis, bersih, hingga ketulusan | Situs berita, e-commerce, dll |
Abu-abu | Melambangkan ketenangan, minimalis, dan modern | Perusahaan tech, arsitek, fesyen, dll |
Hitam | Menunjukkan kekuatan, elegan, hingga kemewahan | Website IT, transportasi, fashion, dll |
Itu adalah beberapa kesalahan dari Desain Web yang bisa membuat Web menjadi tidak laris lagi. Semoga anda paham dan bisa anda pelajari
Salam Sukses Semuanyaa